Super Blue Blood Moon,
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Gelar Shalat Gerhana Berjama'ah
Super Blue Blood Moon, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Gelar Shalat Gerhana Berjama'ah. Fenomena langka yang terjadi pertama kali pada tahun 1866 dan terjadi kembali pada tanggal 31 Januari 2018 ini menjadi momen langka bagi masyarakat Indonesia bahkan dunia. Dari fenomena alam ini kita dapat melihat gerhana bulan total yang terjadi bersamaan dengan terjadinya Super Blue Blood moon, hal ini merupakan salah satu bukti yang menakjubkan dari kuasa Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Gelar Shalat Gerhana Berjama'ah
Dengan adanya fenomena alam langka ini, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya mengadakan shalat gerhana berjama'ah. Shalat Gerhana yang laksanakan di Masjid Ulul Albab Universitas Bhayangkara Jakarta dan dihadiri oleh masyarakat kampus ini berjalan dengan khusyuk. Shalat Gerhana Berjamaah ini merupakan suatu bentuk perenungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala atas kuasaNya. Rasulullah SAW sebagai suri tauladan bagi umat manusia, telah memberikan contoh kepada kita ketika terjadi gerhana bulan kita dianjurkan untuk melaksanakan shalat gerhana, dalam sebuah hadist shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari disebutkan bahwa :
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Muhammad berkata, telah menceritakan kepada kami Hisyam telah mengabarkan kepada kami Ma’mar dari Az Zuhri dan Hisyam bin ‘Urwah dari ‘Urwah dari ‘Aisyah berkata, “Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka beliau berdiri melaksanakan shalat bersama orang banyak, beliau memanjangkan bacaan, lalu rukuk dengan memanjangkan rukuk, kemudian mengangkat kepalanya, lalu membaca lagi dengan memanjangkan bacaannya namun tidak sebagaimana panjang bacaan yang pertama. Kemudian beliau rukuk lagi dengan memanjangkan rukuk, namun tidak sepanjang rukuk yang pertama, lalu mengangkat kepalanya kemudian sujud dua kali. Beliau kemudian berdiri kembali dan mengerjakan seperti pada rakaat pertama. Setelah itu beliau bangkit dan bersabda: “Sesungguhnya matahari dan bulan tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang, akan tetapi keduanya adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, yang Dia perlihatkan kepada hamba-hambaNya. Jika kalian melihat gerhana keduanya, maka segeralah mendirikan shalat.” Shahih Bukhari No. 998.
Jama'ah Wanita Melaksanakan Shalat Gerhana Berjama'ah di Masjid Ulul Albab UBHARA JAYA |
Selain Shalat gerhana, Rasulullah juga mengajarkan kepada kita agar beristighfar, bertakbis, dan berdzikir selama terjadinya gerhana. Gerhana merupakan peristiwa penting dalam Islam. Islam benar-benar mengajak hamba untuk menyikapi gerhana yang sedang terjadi sebagai peringatan dari Rabbul ’Alamin Subhanahu wa ta’ala. Semoga dengan adanya fenomena alam langka ini menjadikan keimanan kita bertambah dan menjadikan diri kita semakin bersemangat dalam beribadah dan memperbaiki diri. Wallahu a’lam bish-shawabi.